Melihat Kesempurnaan Dalam Film Imperfect
Sempurna seolah-olah menjadi suatu bentuk yang harus dimiliki oleh
setiap perempuan. Sempurna dalam arti bahwa perempuan harus berkulit putih,
langsing, berambut lurus, pandai pakai make
up, dan berpenampilan feminim. Itulah bentuk sempurna yang sudah tertanam
dalam benak masyarakat saat ini. Lantas, bagaimana dengan perempuan berkulit
sawo matang, tidak pandai make up,
dan berambut ikal? Haruskah mereka merasa insecure?
Gambaran ini sangat jelas ditampilkan dalam film Indonesia berjudul Imperfect yang dimainkan oleh Jessica
Mila dan Reza Rahardian.
Imperfect menceritakan tentang kehidupan Rara (Jessica Mila) menghadapi body shaming dan beauty standard karena penampilannya jauh berbeda dengan adiknya,
Lulu (Yasmin Napper). Lulu merupakan gambaran perempuan sempurna yang ada di
masyarakat. Rara harus menghadapi berbagai komentar negatif tentang tubuh dan
penampilannya, baik di rumah maupun di tempat kerja. Sampai pada akhirnya, ia
terpaksa merubah total penampilannya karena jabatan di kantor yang ia inginkan
mengharuskan bahwa penampilan merupakan aspek penting dalam bisnis mereka.
Sementara adiknya, Lulu, dengan segala kesempurnaannya tetap mendapatkan
komentar negatif tentang fisiknya. Ternyata, menurut netizen sempurna saja
tidak cukup.
Segala permasalahan yang dihadapi oleh Rara dan Lulu seringkali ditemukan dalam kehidupan nyata dimana perempuan harus mengikuti standar kecantikan untuk dapat diakui oleh masyarakat. Namun, apa sebenarnya arti sempurna? Standar kecantikan yang mengharuskan perempuan harus berkulit putih sudah ada sejak jaman kolonialisme. Pada masa itu, kulit putih bukan hanya menjadi standar kecantikan, tapi juga hierarki dalam rasialisme, gender, dan warnaisme. Berkulit putih juga menandakan status sosial yang lebih tinggi karena jarang bekerja di bawah terik matahari dan lebih terawat. Secara tidak sadar, hal tersebut terus berlanjut dan berkembang dalam masyarakat hingga saat ini. Sampai muncul produk kecantikan dengan jargon-jargon seperti: “Dapatkan kulit cantik putih bersih dalam 7 hari” dan ditampilkan model-model dengan kulit yang serupa. Begitu pula dengan produk penurun berat badan yang dapat melangsingkan tubuh.
Dalam film Imperfect,
sosok Rara masih mencari jati dirinya, masih mencari apa arti sempurna yang
sesungguhnya. Pada akhirnya, ia sadar bahwa menjadi cantik bukanlah takaran kebahagiaan,
menjadi cantik bukanlah suatu kesempurnaan. Ia mulai menerima dan menyayangi
dirinya sendiri. Ternyata, menjadi diri sendiri membuatnya lebih bahagia dan
menyadari apa yang selama ini sudah ia miliki. Arti sempurna menurut orang lain
belum tentu sempurna untuk dirinya. Menjadi versi terbaik dari diri sendiri dan
menerima ketidaksempurnaan pada akhirnya akan membawa kita pada kesempurnaan
yang sesunggunya, yaitu dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangi dan
menerima ketidaksempurnaan kita. Kamu dapat melihat kisah Rara secara lengkap
di aplikasi VIU dengan kualitas gambar yang bagus. Selamat menonton, ya!
0 Response to "Melihat Kesempurnaan Dalam Film Imperfect"
Post a Comment